Di bawah ini adalah sebuah kisah dari Ibrahim ibnu Adham yang memberikan nasihat kepada seorang tabib ahli jiwa, di mana nasihat-nasihat yang diberikannya begitu bermakna dan menyentuh. Selamat membaca:
Ada seorang lelaki mendatangi Ibrahim ibnu Adham. Dia adalah seorang tabib ahli jiwa. Lelaki itu berkata kepada Ibrahim, “Aku adalah orang yang menyakiti diri sendiri. Tunjukkanlah kepadaku hal-hal yang membuatku jera.” Ibrahim menasihatinya, “Jika kamu melakukan lima hal ini, kamu tidak akan termasuk orang-orang yang melakukan maksiat.”
Lelaki itu sangat bersemangat untuk mendengar nasihat Ibrahim. “Berikanlah apa yang engkau punya wahai Ibrahim.” Maka Ibrahim menyebutnya:
Pertama, “Jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Allah, janganlah kamu memakan sesuatu pun dari rezeki-Nya.” Orang itu pun terheran-heran dan berkata dengan nada bertanya, “Bagaimana engkau mangatakan hal itu wahai Ibrahim padahal semua rezeki datangnya dari Allah swt?” Ibrahim menjawab, “Jika kamu mengetahui hal itu, apakah pantas kamu makan rezeki-Nya dan berbuat maksiat terhadap-Nya?” Orang itu berkata, “Tidak, wahai Ibrahim.”
Kedua, “Jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Allah, janganlah kamu bertempat tinggal di negeri-Nya.” Maka orang itu terheran-heran melebihi keheranannya yang pertama dan bertanya, “Mengapa engkau mengatakan hal itu wahai Ibrahim padahal semua negeri ini milik Allah?” Ibrahim menjelaskan, “Bila kamu mengetahui hal itu, apa pantas kamu berbuat maksiat kepada-Nya?” Lelaki itu menjawab, “Tidak.”
Ketiga, “Jika kamu ingin berbuat maksiat kepada Allah maka carilah suatu tempat yang Allah tidak melihatmu. Jika kamu mendapatkan tempat itu maka lakukanlah maksiatmu kepada Allah.” Lelaki itu berkata, “Bagaimana engkau mengatakan hal itu padahal Allah Maha Mengetahui segala rahasia dan Maha Mendengar derap kaki semut yang sedang berjalan di atas batu cadas yang keras pada malam yang gelap gulita?” Maka Ibrahim berkata, “Bila kamu mengetahui hal itu apa pantas kamu berbuat maksiat kepada-Nya?” Lelaki itu menjawab, “Tidak.”
|
Kisah Tentang Kesalehan Jiwa |
Keempat, “Jika datang malaikat maut untuk mencabut nyawamu maka katakan padanya, ‘Tundalah sampai batas tertentu’.” Lelaki itu pun terheran-heran, “Bagaimana engkau mengatakan hal itu padahal Allah berfirman, ‘Maka Apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya dan tidak dapat memajukannya’?” Maka Ibrahim menjawab, “Bila kamu mengetahui hal itu, bagaimana kamu mengharapkan keselamatan?” Lelaki itu berkata, “Benar.”
Kelima, “Bila datang kepadamu malaikat Zabaniah yakni malaikat penjaga neraka jahanam untuk menjeratmu menuju neraka jahanam, janganlah kamu pergi bersama mereka.” Belum selesai Ibrahim menjelaskan nasihat yang kelima, lelaki itu menangis sambil berkata, “Cukup Ibrahim! Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya” Orang itu pun akhirnya menekuni ibadah sampai akhir hayatnya.
Semoga kisah (cerita) diatas dapat memberikan hikmah (pelajaran) dan keteladanan untuk kita semua dan nasihat-nasihat dari Ibrahin ibnu Adham dapat menjadikan kita sebagai hamba Allah swt. yang selalu dapat menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Amin.