Allah swt. menciptakan Adam sebagai khalifah di muka bumi. Tentunya seorang khalifah harus berilmu pengetahuan yang luas. Oleh karena itu, setelah penciptaannya, Nabi Adam a.s. diajari oleh Allah swt. berbagai macam ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam rangka mengemban amanah Ilahi menegakkan kalimat tauhid di muka bumi.
Allah swt. mula-mula mengajarkan kepada Nabi Adam a.s. nama-nama benda yang dilihatnya, karena itu adalah pengetahuan pokok yang nanti diperlukannya untuk mengatur dan memelihara bumi. Kepada para malaikat, Allah swt. ingin membuktikan kemampuan Nabi Adam a.s. untuk mengatur dan memelihara bumi. Allah swt. berfirman kepada para malaikat, "Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu?" Malaikat menjawab, "Maha Suci Engkau ya Allah. Tidak ada yang kami ketahui selain apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Hanya Engkaulah yang mengetahui segala-galanya." Lalu Allah swt. berfirman kepada Nabi Adam a.s., "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda itu!"
Nabi Adam a.s. kemudian menyebut nama benda-benda yang diketahuinya. Para malaikat kagum. Mereka memberi hormat sehormat-hormatnya. "Bukankah sudah Kukatakan, Aku mengetahui rahasia langit dan bumi? Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui," firman Allah swt. kepada para malaikat. Para malaikat lalu memuja dan mengagungkan Allah swt. Mereka semakin menaruh hormat kepada Nabi Adam a.s. Ternyata Adam telah mengetahui apa yang belum mereka ketahui. Allah swt. menegaskan hal tersebut dalam surah al-Baqarah ayat 31 - 32.
Allah swt. kemudian memberikan Nabi Adam a.s. sebuah tempat yang nyaman dan sentosa yaitu surga. Tempat itu indah permai, segala kebutuhan hidup telah tersedia. Kebun surga penuh dengan buah-buahan yang rasanya lezat, air sungainya jernih dan berbau harum, pohon, tumbuhan, dan rumput seperti ditata rapi, teduh, dan nyaman sekali.
|
Kisah Diciptakannya Hawa Sebagai Pendamping Nabi Adam a.s. |
Tetapi Nabi Adam a.s. merasa kesepian karena tak mempunyai teman atau pasangan di dalam surga tersebut. Padahal ia melihat semua binatang yang ada di surga hidup berpasang-pasangan. Rasa sepi dan sedih membuatnya letih. Adam pun tertidur pulas di bawah pohon yang teduh. Allah Maha Tahu, Ia mengetahui pula yang tergerak di hati Nabi Adam a.s., yaitu ingin mempunyai teman. Maka selagi Nabi Adam a.s. tidur, Allah swt. menciptakan manusia lagi yang diambil dari tulang rusuk Nabi Adam a.s. sendiri. Manusia itu lain jenisnya dengan Adam. Ia adalah seorang wanita dan dinamakan dengan Hawa.
Ketika Nabi Adam a.s. bangun dari tidurnya, ia pun terkejut. Nabi Adam a.s. mengusap matanya, seakan tak percaya. Ia melihat seseorang duduk di sampingnya. Wanita itu indah, cantik, dan menakjubkan, "Siapakah engkau? Mengapa ada di sini?" tanya Nabi Adam a.s. Dengan tersenyum, Hawa menjawab, "Aku adalah Hawa yang diciptakan oleh Allah swt. untuk menjadi teman hidupmu."
Betapa gembiranya hati Nabi Adam a.s. mendengar jawaban itu. Ia memuji dan bersyukur kepada Allah swt. yang telah mengabulkan keinginannya sehingga ia tidak merasa kesepian lagi. Allah swt. berfirman di dalam al-Quran:
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفِسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَا, فَلَمَّا تَغَشَّهَا حَمَلَتْ حَمْلاً خَفِيْفًافَمَرَّتْ بِهِ, فَلَمَّآ اَثْقَلَتْ دَّعَوَا اللهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ اَتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الشَّكِرِيْنَ
Artinya: "Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya. Dia menciptakan istrinya agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya suami-istri bemohon kepada Allah swt., Tuhan mereka seraya berkata, "Jika Engkau memberi kami anak yang sholeh, tentulah kami akan selalu bersyukur." (Q.S. al-A'raf: 189).