Setelah mencurahkan segala dan upayanya menyeru kaumnya ke jalan yang benar, Nabi Nuh as. bertawakkal dan berdoa mohon yang terbaik bagi dirinya dan pengikutnya. Sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. Asy-Syuara ayat 117-118 dan Nabi Nuh as. juga mendoakan akan kebinasaan bagi kaumnya sesuai dengan apa yang dijelaskan di dalam Q.S. Nuh ayat 26-27.
Allah mengabulkan doa Nabi Nuh as., Allah swt. memberi petunjuk agar Nabi Nuh as. membuat kapal yang sangat besar. Dengan perahu itu Nabi Nuh as. dan kaumnya yang beriman akan selamat. Sedang kaumnya yang ingkar akan ditenggelamkan dengan banjir yang sangat besar sehingga tak seorang pun di antara mereka ada yang selamat. Semua akan binasa.
Selagi Nabi Nuh as. dan pengikutnya membuat kapal di atas bukit, kaumnya yang ingkar mengolok-olok dan mengejeknya, "Lihat! Nuh semakin gila saja, kemarau panas begini membuat perahu. Di atas bukit lagi, sungguh dia sudah miring otaknya."
Di antara mereka bahkan ada yang berani buang kotoran di dalam kapal yang belum selesai dibuat itu. Tentu hal itu mereka lakukan ketika Nabi Nuh as. dan pengikutnya sedang tidak ada di tempat pembuatan kapal. Namun akibatnya perut mereka yang buang kotoran itu menjadi sakit. Tak seorang pun bisa menyembuhkannya. Dengan merengek-rengek mereka minta Nabi Nuh as. untuk mengobatinya. Nabi Nuh as. hanya menyuruh mereka membersihkan kapal yang mereka kotori. Sesudah itu mereka pun sembuh dari sakit perutnya.
Sesuai dengan wahyu Allah swt., Nabi Nuh as. mengajak kaumnya memasuki kapal yang telah selesai dibuat. Nabi Nuh as. juga membawa berbagai pasang binatang dalam kapalnya itu. Tidak berapa lama sesudah Nabi Nuh as. dan pengikutnya yang beriman memasuki kapal maka langit yang tadinya cerah berubah menjadi hitam. Mendung mulai tampak tebal sekali diiringi angin kencang yang mulai berhembusan. Bersamaan dengan turunnya hujan lebat, air dari dalam bumi memancar pula ke permukaan.
|
Kisah Azab Kaum Nabi Nuh as. |
Hujan turun dengan lebatnya. Belum pernah ada hujan turun selebat itu. Bagaikan dicurahkan dari atas langit. Rumah-rumah mulai terendam air, angin kencang dan badai menambah kepanikan semua orang sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. Hud ayat 40.
Banjir besar pun terjadi. Bahtera Nabi Nuh as. terapung-apung di atasnya. Beliau bersama pengikutnya selamat, sedang yang lainnya binasa karena tenggelam dan ditelan banjir yang sangat dahsyat.
Dari kejauhan Nabi Nuh as. melihat seorang puteranya yaitu Kan'an sedang berlari-lari menuju puncak gunung. Nabi Nuh as. memanggil anaknya itu, "Hai anakku, kemarilah! Naiklah ke kapalku maka kau akan selamat."
"Tidak! Aku akan berlari ke atas bukit sana. Aku pasti akan selamat!"
"Anakku! Pada hari ini tidak ada seorang pun dapat menyelamatkan diri dari azab Allah."
Tapi Kan'an dengan sombongnya terus berlari. Ia tak menghiraukan panggilan ayahnya. Ia mengira banjir itu hanya bencana alam biasa yang segera reda maka ia terus berlari mendaki puncak gunung. Memang Kan'an tidak mau mengikuti ajaran Nabi Nuh as. Ia lebih suka hidup bersama orang-orang kafir karena itu ia tak mau menumpang kapal Nabi Nuh as.
Nabi Nuh as. sangat sedih. Bagaimana pun Kan'an adalah puteranya sendiri, dan mati dalam keadaan kafir. Maka ia berdoa kepada Allah swt. agar Kan'an diselamatkan. Namun Allah swt. menolak permintaan Nabi Nuh as. sebab Kan'an itu walaupun putera Nabi Nuh as. sendiri, ia anak yang durhaka dan tidak mau beriman. (Lihat Q.S. Hud ayat 42-43).
Berdasarkan suatu riwayat, kapal yang membawa Nabi Nuh as. dan para pengikutnya itu berlayar selama 40 hari, sesudah itu banjir mereda dan Nabi Nuh as. diperintahkan turun dari kapalnya. Selamatlah Nabi Nuh as. beserta para pengikutnya dan binasalah orang-orang kafir.