Nabi Shaleh as. adalah putra Ubaid bin Jabir bin Tsamud. Nabi Shaleh termasuk suku Tsamud, nama yang diambil dari kakeknya, Tsamud bin Amir bin Iram bin Sam bin Nuh. Nabi Shaleh adalah keturunan yang keenam dari Nabi Nuh as.
Kaum Tsamud menempati daerah bekas negeri kaum 'Ad yang telah hancur. Negeri itu terletak di antara Hijaz dan Syam di sebelah tenggara Madyan. Kaum Tsamud mampu membangun jaringan irigasi yang lebih sempurna guna mengairi lahan pertanian dan perkebunan. Mereka juga membangun tempat tinggal yang jauh lebih indah dan megah di bukit-bukit. Mereka hidup makmur dan berlomba-lomba dalam kemegahan. Kehidupan mereka penuh kemakmuran dan kebahagiaan, tetapi mereka adalah penyembah berhala seperti halnya kaum 'Ad yang celaka. Karenanya mereka berperangai buruk dan berbuat kejahatan, sombong dan congkak atas dirinya.
Nabi Shaleh Menyeru Kaumnya
Nabi Shaleh as. menyeru kaumnya, yaitu kaum Tsamud, supaya mereka menyembah Allah swt. Yang Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain. Nabi Shaleh as. menjelaskan kepada kaum Tsamud bahwa Allah swt. yang menghidupkan dan mematikan, melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka. Maka berbakti dan bertobat kepada Allah swt. atas segala dosa, karena sesungguhnya Allah swt. itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta mengabulkan doa setiap orang yang beriman. (Lihat Q.S. Hud ayat 61).
|
Kisah Nabi Shaleh as. |
Seruan-seruan Nabi Shaleh as. tersebut ternyata tidak dihiraukan oleh kaum Tsamud bahkan mereka mendustakannya dan menganggapnya sebagai pembual belaka.
Bagi Nabi Shaleh as. dakwah adalah tugasnya. Ia tidak mengharapkan upah dari kaumnya. Ia hanya menyampaikan risalah yang sudah menjadi tugasnya. Maka tanpa putus asa, dengan sabar dan tawakal ia tetap melancarkan dakwah untuk menyeru kepada kaum Tsamud agar menyembah Allah swt. dan meninggalkan kekufuran hingga mereka sadar akan kekhilafan dan mau kembali ke jalan yang benar.